Selasa, 21 Februari 2017

kesenian yang terkenal di cirebon

MACAM-MACAM TOPENG DI CIREBON 

1.TOPENG PANJI(menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir)
    Kedoknya berwarna putih. Matanya liyep, pandangannya merunduk dan senyumnya dikulum. Raut wajahnya(wanda) menunjukan seorang yang alim, tuturkatanya lemah-lembut dan gerakannya halus. Dalamtopeng Cirebon kedok ini ditarikan dalam karakter alusan (halus) seperti halnya tokoh Arjuna dalam cerita wayang. Tariannya menggambarkan seseorang yang berbudi luhur, penuh kesabaran dan tahan atas segalagodaan. Ini tercermin dari iringannya (musik) yang bertolak belakang (kontras) dengan tariannya. Menurut Endo Suanda, inilah tarian paling halus dengan langkah-langkah minimalis lebih banyak yang menampilkan gerak “diam yang dinamis”. Teknik gerakan jauh dari spektakuler, nyaris monoton dan “kurangmenarik” bagi penonton awam. Meskipun demikian, tarian ini justru yang paling sukar ditarikan, karena diperlukan disiplin keras, penahanan diri, memakan tenaga, sangat serius, dan amat tertib sejak awal. Meskipun tarian ini merupakan tarian pertama, justru tarian ini dipelajari oleh para penarinya dalam tahap-tahap akhir, karena persyaratan tariannya yang demikian ketat. Bagian-bagian gerak tari Panji ini akan diulang dalam keempat tarian yang kemudian menyusul. Lagu yang mengiringinya disebut Kembang Sungsang, merupakan lagu terpanjang dan tersulit dimainkan. Iringan lagu ini sering tampil kontras dengan gerak tariannya. Irama cepat dan bunyi keras, disambut gerak tari yang amat minim, bahkan hampir tanpa gerak.
2.TOPENG SAMBA/PAMINDO
Samba / Pamindho menggambarkan birahi ,karena setelah memilikisesuatu yang di inginkan kepada orang lain selalu ingin mempertunjukan apa yang telah dimilikinya ,bahwa hal itu menjadi pula sebagian kepentingan orang lain tari topeng samba adalah jenis tarian yang menggambarkan sifat manusia yang masih anak anak penuh kebahagian dankelincahan.dalam gerakan tarianya sangat luwes,serta lucu, samba juga bersaal kata dari saban yang artinya bahwa setiap tindakan harus melaksanakany perintahNYA dan mennjauhi larangaaNYA.  Karakter tari topeng tersebut adalah genit atau ganjen (bhs. Jw. Cirebon), sama dengan karakter tokoh Samba dalam cerita wayang Purwa. Oleh sebab itu, tari ini juga sering disebut dengan topeng Samba. Gerakannya gesit dan menggambarkan seseorang yang tengah beranjak dewasa, periang, dan penuh suka cita. Itulah sebabnya, mengapa gerakan tari topeng ini seperti kesusu (terburu-buru), mirip dengan perilaku dan kehidupan seorang anak muda. 
Dalam pertunjukan topeng gaya topeng Menor dari daerah Jati, Cipunagara, Subang, topeng Pamindo dibagi menjadi dua bagian, yakni Pamindo (kedok berwarna putih) dan Samba Abang (kedok berwarna merah). Gaya penampilan seperti ini juga dimiliki oleh dalang topeng Rasinah dari Pekandangan dan Carpan dari Cibereng, Indramayu. Di daerah lainnya, penampilan seperti tersebut tidak ditemukan. Nama lagu pengiringnya sama dengan nama tarinya, yakni pamindo. Di Slangit, nama lagu pengiring tari ini disebut Singa Kawung.  
3.TOPENG RUMYANG
Kedok topeng Rumyang sewanda dengan Pamindo, namun tanpa hiasan rambut. Seperti juga kedok Pamindo, di tengah-tengah dahinya terdapat hiasan rerengu atau rengu batuk mimi, yang disambung dengan hiasan pilis yang melingkar di kedua sisi pipi sampai ke bagian pipi bawah. Warna kedoknya merah jambu, namun ada juga yang berwarna coklat muda. Karakter kedoknya sama dengan kedok Pamindo, yakni genit, lincah, atau ganjen. Jika disejajarkan dengan karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok ini sama dengan Dipatikarna. Raut wajahnya membersitkan keceriaan, dan hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang senantiasa menyiratkan seseorang dengan senyuman manisnya. Dalam struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok ini ditarikan pada bagian ketiga sebagai kelanjutan dari topeng Pamindo, namun ada pula yang ditarikan paling akhir.
4.TOPENG TUMENGGUNG
Kedok Tumenggung atau Patih selalu dicat dengan warna coklat atau merah jambu. Wanda kedoknya menyiratkan seseorang yang gagah, pemberani, dan berwibawa sesuai dengan karakternya yang juga gagah. Matanya agak melotot, dan disebut bentuk mata kedelen; kumisnya tebal dan biasanya terbuat dari rambut yang dikepang, atau kulit yang pada bagian ujungnya dibulatkan. Sunggingan janggutnya disebut dengan memulu.
Khusus untuk topeng gaya Losari, kedok Tumenggung dan Patih dibedakan. Kedok Patih berwarna putih dengan matanya melotot, berjambang, dan berkumis. Sepanjang yang diketahui saat ini, hanya topeng Losari-lah yang membedakan antara kedok Patih dan Tumenggung. Demikian pula tariannya. Sedangkan di daerah lain, antara kedok Patih dan Tumenggung tidak dibedakan. Menurut Kandeg, untuk membedakan kedua kedok tersebut dapat diamati dari bentuk kumisnya. Kumis pada kedok Patih memakai rambut sedangkan kumis kedok Tumenggung memakai kulit dan bentuknya capang (runcing). Wanda kedoknya juga bermacam-macam dan terdiri atas wanda: tatag, prekecil, pelor, dan mimis. Sedangkan kedok Tumenggung mempunyai tiga wanda, yakni slasi, drodos, dan sanggan.

5.TOPENG KELANA 



Tari Topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu, Jatibarang, Losari, dan Brebes. Di Cirebon, tari topeng ini sendiri banyak sekali jenisnya, dalam hal gerakan maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian tunggal, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.Salah satu jenis tari topeng yang berasal dari Cirebon adalah Tari Topeng Klana. Tarian ini merupakan semacam bagian lain dari tari topeng cirebon lainnya yaitu Tari Topeng Kencana Wungu. Adakalanya kedua tari Topeng ini disajikan bersama, biasa disebut dengan Tari Topeng Klana Kencana Wungu.Tari Topeng Klana merupakan rangkaian gerakan tari yang menceritakan Prabu Minakjingga (Klana) yang tergila-gila pada kecantikan Ratu Kencana Wungu, hingga kemudian berusaha mendapatkan pujaan hatinya. Namun upaya pengejarannya tidak mendapat hasil.Kemarahan yang tak bisa lagi disembunyikannya kemudian membeberkan segala tabiat buruknya. Inilah kiranya yang menginspirasi  Nugraha Soeradiredja ketika menciptakan Tari Klana. 

Jumat, 17 Februari 2017

kesenian cirebon

TARI TOPENG
             Tari topeng adalah salah satu tradisional kesenian cirebon.Tari ini dinamakan tari topeng karena ketika beraksi sang penari memakai topeng,tari topeng ini diciptakan oleh sultan gunung jati.ketika sunan gunung jati berkuasa di cirebon,terjadinya serangan oleh pangeran welang dari karawang.
pangeran ini sangat sakti karena memiliki padang curug sewu,melihat kesaktian pangeran tersebut,sunan gunung jati tidak bisa menandinginyawlaupun telah dibantuoleh sunan kalijaga dan pangeran cakrabuana,akhirnya sultan cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian pangeran welang itu dengan cara diplomasi kesenian.berawal dari itulah terbentuk kelompok tari,dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya ,setelah kesenian itu terkenal akhirnya pangeran walang jatuh cinta pada penari itu dan ,menyerahkan pedang curug sewu itu sebagai pertanda cintanya,bersamaan dengan penyerahan pedang itulah,akhirnya pangeran welang kehilangan kesaktianya dan kemudian menyerah pada sunan gunung jati .
             Pangeran itupun berjanji akan menjadi pengikut setia sunan gunung jati yang ditandai dengan bergantinya nama pengeran welang menjadi pangeran graksan.seiring dengan berjalanya waktu,tarian inipun kemudian dikenal dengan tari topeng berkembang hingga sekarang.dalam tarian ini biasanya sang penari berganti sampai tiga kali secara slimutan,yaitu topeng warna putih,kemudian warna biru di tutup dengan warna merah.uniknya,tiap warna topeng yang dikenakan gamelan yang di tabuh pun semakin keras sebagai perlambang dari karakter tokoh yang di perankan.tarian ini diawali dengan formasi membungkuk,formasi ini melambangkan penghormatan kepada penonton dan sekaligus pertanda bahwa tarian akan dimulai.setelah itu,kaki para penari di gerakan melangkah maju-mundur yang diiringi dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para penontonya.gerakan ini kemudian di lanjutkan dengan memblakangi penonton dengan menggoyangkan pinggulnya sambil memakai topeng berwarna putih,topeng ini menyimbolkan bahwa pertunjukan pendahuluan sudah dimulai .
             Setelah berputar-putar menggerakan tubuhnya,kemudian para penari itu berbalik arah memblakangi penonton sambil mengambil topeng yang berwarna putih itu dengan topeng berwarna biru .proses serupa itu juga dilakukan ketika penari berganti topeng berwarna merah.uniknya,seiring dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya maupun gerakan sang penari juga semakin keras. Puncak alunan musik paling keras terjadi ketika topeng warna merah dipakai para penari.Setiap pergantian warna topeng itu menunjukan karakter tokoh yang dimainkan, misalnya warna putih. Warna ini melambangkan tokoh yang punya karakter lembut dan alim. Sedangkan topeng warna biru, warna itu menggambarkan karakter sang ratu yang lincah dan anggun. Kemudian yang terakhir, warna merah menggambarkan karakter yang berangasan (temperamental) dan tidak sabaran. Dan busana yang dikenakan penari biasanya selalu memiliki unsur warna kuning, hijau dan merah yang terdiri dari toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng.